waktu itu hujan belum turun, matahari masih menggantung, dan dia tidak sendirian.
di sudut sana anak-anak masih bergumul membicarakan rasa permen yang manis dan asem dan asin.
"hmm, aku suka banget nih permen, rasana maniiis banget.."
"ah, punyaku rasanya asem tapi seru banget tauk..."
"loh kok punyaku bisa asin ya rasanya? tapi aku suka, nanti bisa beruba manis kan?
di sudut sini anak-anak berbicara kepada dirinya sendiri.
"kapan aku bisa pulang? apakah aku akan bertemu ayah? mengapa tadi mama berpamitan padaku? apa nanti akan hujan?"
detik-detik terus berjalan, menit berlalu, matahari mulai menghilang, hujan tampaknya akan turun.
gelegar guntur semakin terdengar, kilat bergantian menyambar. apa kabar anak-anak itu?
tidak ada lagi yang suara-suara tentang manis, asam, dan asin. tidak ada lagi suara yang memenuhi sudut tempat itu.
anak itu sendiri. sepertinya dia sedang menunggu. dia berputar-putar di tempatnya. ah, sepi sekali. mengapa tiada yang menemani dia berbicara.
"kemana semua orang pergi? aku takut..."
tiba-tiba dia terhentikan oleh hangat genggaman tangan seseorang.
"ah, adik manis, kamu belum pulang?"
dia hanya mengggeleng.
"aku akan menemanimu sampai kamu dijemput."
"tenang saja. ada aku."
"kamu tidak sendiri."
terdengar bunyi terenyuh. hangat terasa di dalam dadanya. pijar -pijar kehangatan tampak di wajahnya.
akhirnya dia bisa tersenyum. dia menggenggam erat tangan lelaki kecil itu.
lalu tibalah saat gadis manis itu pergi, akhirnya ada yang menjemputnya, dia pun berlarian kecil menghampiri seseorang yang dia kenal.
genggaman itu terlepas begitu saja. membuat lelaki kecil itu terdiam. namun dia tersenyum melepas kepergian si gadis kecil itu.
------------------
bayangannya tidak lagi terlihat jelas di kepala. namun, sensasi yang dirasakan oleh panca indra masih terasa jelas di hati.
setiap kali teringat, dia tersenyum. setiap kali terbersit dia mengerut.
"ah,aku tak pernah sempat berterimakasih padanya. dimana dia?"
seiring berjalannya waktu, memori indah hampir terkubur dengan luka-luka baru,
seraya hari berlanjut, sistem pencarian manusia di dunia semakin menorehkan pengaruhnya.
dia pun mencari, mencari, mencari, dan mencari.
tidak pernah terkirim suatu petunjukpun kapan dia akan bisa menemukannya.
nama lelaki itu tidak pernah muncul. namanya belum dapat dicari. sampai detik ini.
"aku ingin bertemu dengannya"
---------------------------------
please forward this sms: akan diadakan reuni sekolah kita pada tanggal 7 maret. datanglah kawan, mari kita bernostalgia. ^_^
-------------------------------
"hai, apa kabar kamu, uh sudah lama sekali kita ngga ketemu ya. gilaa"
bising ucapan rindu terdengar di mana-mana. bisik tentang rasa asam manis dan asin pun munul di hari itu.
"ih gila ya, aku udah lama banget ngga nemu permen ini. enak banget nih. asem manis gimanaaa gitu."
pandangan nya menyebar ke seluruh penjuru. dia terus berusaha mencari sosok itu.
"ada asinnya soalnya"
"sebenernya ini asem lagi."
"ah, dimana dia?"
"siapa?"
"fitrah."
"hah fitrah, yampuunnn. fitrah anak kelas sebelah yang dulu suka sama lo ya?"
"ah, benarkah?"
"looh, iya dia kan sering banget cerita sama kita, dia tuh orangnya baik banget. gue masih inget aja waktu dia beliin kita-kita permen ini nih."
"bener, dia gitu kan supaya dia bisa nemenin lo nunggu dijemput sendiri."
"supaya kita cepet-cepet pulang duluan. padahal kita mau nemenin kamu."
"ah, tak mungkin."
"ini beneran lagi, say. tapi masa sih lo ga tau. fitrah kan udah ngga ada..."
"apa?"
"iya, waktu hari itu dia beliin permen buat gue. hari itu dia meninggal dunia karena tabrakan.."
--------------------------
mengapa tuhan?
25 October, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment